PERINGATAN HAUL DALAM ISLAM
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. { يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ }{يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا} {يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا ٧٠ يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا ٧١ }
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ – وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.
Kaum muslimin semuanya yang semoga senantiasa dilimpahkan taufiq dari sisi Allah…
Tiada kata yang pertama kali pantas untuk kita lantunkan melainkan memanjatkan pujian dan syukur kepada Allah c, yang telah melimpahkan banyak kenikmatan kepada kita, dan Allah terpuji karena kesempurnaan dan kemuliaan DzatNya.
Shalawat dan salam semoga tercurah atas baginda Rasulullah g, yang telah menunaikan amanah, menyampaikan risalah, dan berjihad di jalan Allah dengan sesungguhnya.
Kaum muslimin jama’ah shalat jumat yang semoga dirahmati Allah c …
Saya mengingatkan dan mewasiatkan anda sekalian dan juga kepada saya pribadi, untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah, dengan sebenar-benarnya taqwa. Allah c berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”{Ali Imran : 102}
Rasulullah juga bersabda:
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةِ الْحَسَنَةَ تَمْحُوْهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.
“Bertaqwalah dimana saja kalian berada, dan tutupilah keburukan (yang telah lalu) dengan(amal-amal kebaikan) niscaya akan menghapus (dosa yang telah lalu), dan bergaulah dengan manusia dengan akhlaq yang baik.”
Kaum Muslimin Semuanya…
Di tanah air Indonesia ini terdapat perayaan yang oleh masyarakat umumnya disebut dengan istilah khol, atau qol. Istilah tersebut serapan yang berasal dari Bahasa arab, yaitu Haul. Perayaan haul sebagaimana yang lazim berjalan di masyakat tanah air ialah acara peringatan hari ulang tahun kematian. Yang lazimnya adalah mereka yang tergolong orang yang ditokohkan semasa hidupnya seperti seorang syaikh, wali, sunan, kiai, habib, atau yang dianggap berjasa kepada Islam dan kaum muslimin semasa hidupnya.
Acara haul sudah merupakan upacara ritual seremonial yang biasa dilakukan oleh umumnya masyarakat Indonesia untuk memperingati hari kematian seseorang. Awalnya, acara ini biasanya diselenggarakan setelah proses penguburan, kemudian pada hari ke-3, hari ke-7, lalu diselenggarakan lagi pada hari ke-40 dan ke-100. Untuk selanjutnya acara tersebut diadakan tiap tahun dihari kematian si mayit atau yang masyhur dikenal dengan “haul” yang berarti “tahun”.
Perayaan haul dengan berbagai variasi acaranya cukup memukau banyak kalangan, dihadiri oleh para tokoh agama dan petinggi daerah. Masyarakat pun berjubel-jubel antusias menghadirinya dengan berbagai macam keyakinan dan tujuan hingga tanpa disadari acara ini seakan menjadi suatu kelaziman. Konsekuensinya, bila ada yang tidak menyelenggarakan acara tersebut berarti telah menyalahi adat dan akibatnya diasingkan dari masyarakat. Bahkan, lebih jauh lagi, acara tersebut seolah-olah membangun opini muatan hukum yaitu sunnah atau wajib dikerjakan, dan sebaliknya bila ditinggalkan haram atau makruh.
Maksud penyelenggaraan acara ini antara lain untuk kirim pahala bacaan ayat-ayat suci al-Quran dan bacaan-bacaan lainnya di samping juga untuk tujuan seperti tawassul, tabarruk (ngalap berkah), istighotsah, dan pelepasan nadzar kepada si mayit. Disebutkan bahwa tujuan inti dari acara tersebut diadakan adalah dalam rangka mengenang sejarah atau biografi seorang yang ditokohkan. Oleh sebab itu, momentum haul selalu dinanti oleh umat Islam dengan tujuan, menapaktilasi dan meneladani rekam jejak perjuangan orang yang di-haul-i.
Jama’ah jum’at sekalian…
Ketahuilah wahai saudaraku bahwa perayaan haul ini tidak ada dan tidaklah dikenal di zaman Nabi , para sahabat , para tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Perayaan tersebut tidak pula dikenal oleh Imam-Imam madzhab: Abu Hanifah, Malik, Ahmad, dan Syafi’i s . Karena memang perayaan ini adalah perkara baru dalam agama Islam. Adapun yang pertama kali mengadakannya adalah kelompok penganut agama Syiah Rofidhoh (Syi‟ah) yang menjadikan hari kematian Husain h pada bulan Asyuro sebagai peringatan kematian, dan telah diingkari oleh para ulama Rabbaniy.
Alangkah bagusnya ucapan al Hafizh Ibnu Rojab Al Hambali r: “Adapun menjadikan hari Asyuro sebagai hari kesedihan (ratapan) sebagaimana dilakukan oleh kaum Rofidhoh karena terbunuhnya Husain bin Ali k, maka hal itu termasuk perbuatan orang yang tersesat usahanya dalam kehidupan dunia sedangkan dia mengira berbuat baik. Allah c dan rasulNya g saja tidak pernah memerintahkan agar hari musibah dan kematian para nabi dijadikan ratapan, lantas bagaimana dengan orang yang selain mereka?”[ Latho‘iful Ma’arif]
Husain bin Ali bin Abi Tholib k adalah cucu Rasulullah dari perkawinan Ali bin Abi Tholib h dengan putri beliau Fatimah i. Husain h sangat dicintai oleh Rasulullah g. Namun, apa pun musibah yang terjadi dan betapapun kita sangat mencintai keluarga Rasulullah g tidak boleh menjadi alasan untuk bertindak melanggar aturan syari’at dengan memperingati hari kematian Husain h. Sebab, peristiwa terbunuhnya orang yang dicintai Rasulullah g sebelum Husain h juga pernah terjadi, bahkan dizaman ketika Rasulullah masih hidup, seperti terbunuhnya paman Rasulullah yaitu Hamzah bin Abdil Mutholib h, dan hal itu tidak menjadikan Rasulullah g dan para sahabatnya j mengenang atau memperingati hari terjadinya peristiwa tersebut. Begitu juga meninggalnya istri beliau yang sangat beliau cintai, yaitu Khadijah i, juga putri beliau Ruqayyah i. Namun tidak ada Haulnya Hamzah bin Abdul Mutholib, tidak ada Haulnya Khadijah, tidak ada Haulnya Ruqayyah, bahkan tidak didapatkan Haulnya Rasulullah, sedangkan beliau adalah manusia yang paling mulia dan paling berjasa terhadap umat. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang setelahnya yang kedudukan mereka jauh dibawah Rasulullah? Jikalau itu sebuah kebaikan tentu Rasulullah telah menjelaskan, atau mencontohkan, atau mengerjakan. Rasulullah g bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan kami (yaitu ajaran islam) yang tidak ada dari ajaranku maka ia tertolak.” (muttafaqun ‘alaih).
Dalam riwayat yang lain beliau g bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang tidak ada petunjuknya dari kami maka ia tertolak.”
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ في الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah kedua.
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ – صَلَّى الله عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ -. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ …
Kaum muslimin jama’ah shalat jum’at…
Diantara bentuk ketaqwaan yang harus direalisasikan oleh seorang hamba kepada Rabbnya adalah melaksanakan perintah Allah. Allah befirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٢٠٨
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”[Al Baqarah: 208]
Al Imam Ath Thobariy r meriwayatkan dari ‘Ikrimah r, bahwa ayat ini turun kepada Tsa’labah h dan orang-orang beserta dia. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang masuk Islam, namun mereka mendatangi Rasulullah g agar tetap bisa ikut merayakan pada hari sabtu, dan membaca Taurat dalam shalat malam mereka, kemudian turun ayat diatas. Sebagai penegasan agar mereka masuk agama Islam secara keseluruhan dan totalitas, dan meninggalkan ajaran-ajaran dan keyakinan-keyakinan selain Islam.
Lalu bagaimana hari ini ada orang yang mengaku seorang muslim tapi dia beramal dengan amalan ajaran non islam? Bagaimana seandainya mereka berada di zaman Rasulullah? Sedangkan Islam sudah tegas dan jelas tanpa kekaburan sedikitpun. Rasulullah g bersabda:
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ
“Betul-betul aku tinggalkan kalian diatas keadaan yang putih benderang, malamnya laksana siang, tidak menyimpang darinya sepeninggalku nanti kecuali orang yang akan celaka.”
Allah berfirman:
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”[Al Maidah: 3]
Al Imam Malik r berkata:
مَنِ ابْتَدَعَ فِيْ الإِسْلاَمِ بِدْعَةً يَرَاهَا حَسَنَةً فَقَدْ زَعَمَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ خَانَ الرِّسَالَةَ لِأَنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ فَمَا لَمْ يَكُنْ يَوْمَئِذٍ دِيْنًا فَلاَ يَكُوْنُ الْيَوْمَ دِيْنًا
“Barangsiapa mengadakan perkara baru (bid’ah) yang diada-adakan dalam agama Islam dan menganggapnya baik (bid’ah hasanah), maka sesungguhnya dia telah menuduh Muhammad g berbuat khianat terhadap risalah, karena Allah c berfirman; Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu. Karena itu, apa saja yang di hari itu (pada zaman Nabi) bukan sebagai agama, maka pada hari ini juga tidak termasuk agama.”[ Al-I’tishom, al-Imam asy-Syatibi.]
عِبَادَ اللهِ: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ [الأحزاب: 56 ] وَقَدْ قَالَ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا.
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
اللهم أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. اللهم أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.
اللهم يَا رَحْمٰنُ يَا رَحِيْمُ يَا وَهَّابُ يَا كَرِيْمُ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ أَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ لَا إله إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنَّا كُنَّا مِنَ الظَّالِمِيْنَ.
اللهم تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Download PDF (klik gambar)