Khutbah Jum’at: Mencintai Rasulullah

Mencintai Rasulullah

إِنَّ الْحَمدَ لله نَحمَدُهُ وَنَستَعينهُ وَنَستَغفرُهُ وَنَعُوذُ بالله مِن شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعمَالنَا مَن يَهْدِهِ الله فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ }

{يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا}

{يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا ٧٠ يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا ٧١ }

أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.

 

Kaum Muslimin yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah …

Segala puji hanya milik Allah  Rabb semesta alam, atas semua limpahan karunia kenikmatan, yang besar maupun kecil, yang nampak atau pun yang tidak nampak, yang kita sadari atau pun tidak kita sadari, semua kenikmatan datangnya dari Allah .

Juga shalawat dan salam semoga tercurah atas baginda Rasulullah , sang suri teladan umat, pribadi yang agung dan kekasih umat.

Selanjutnya .. Aku berpesan kepada kalian wahai saudara-saudaraku untuk selalu bertakwa. Ketakwaan merupakan kebahagiaan di dunia dan kesentosaan di akhirat.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

“Hai orang-orang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepada kalian Furqon. Dan kami akan hapus kesalahan-kesalahan kalian, dan mengampuni (dosa-dosa) kalian. Dan Allah pemilik karunia yang besar.”.[Qs Al-Anfal:29]

 

Furqon adalah karunia dari Allah kepada seorang hamba berupa kemampuan membedakan yang baik dengan yang buruk. Dan sosok manusia yang paling bertaqwa serta paling bisa membedakan kebaikan dan keburukan adalah Rasulullah .

 

Termasuk amalan hati yang bernilai ibadah dan termasuk dalam perilaku taqwa adalah kita mencintai Rasulullah , mencintai ajaran Rasulullah, dan didalam ajarannya itulah terdapat pembeda kebaikan dan keburukan, pembeda antara kebenaran dan kebatilan. Ajaran yang beliau bawa adalah kebenaran yang mutlak dari Allah. Allah  berfirman:

 

وَٱلنَّجۡمِ إِذَا هَوَىٰ ١  مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمۡ وَمَا غَوَىٰ ٢ وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ ٣  إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡيٞ يُوحَىٰ ٤

“Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”{QS. An Najm: 1 – 4}

 

Bahkan pujian yang diterima oleh Rasulullah  bukan sekedar pujian dari manusia, tapi Yang Maha Besar dan Maha Agung, yaitu dari pemilik kerajaan langit dan bumi. Allah berfirman:

 

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sungguh engkau berakhlak yang agung”.{Qs Al-Qalam:4}

 

Diantara sifat mulia Rasulullah  adalah sosok yang santun dan penyayang terhadap umatnya. Allah  berfirman:

 

بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Terhadap orang-orang mukmin dia amat penyantun dan penyayang”.{Qs At-Taubah: 128}

 

Berbagai pengorbanan beliau lakukan, kisah yang penuh dengan kasih dan heroik terukir dalam sejarah yang nyata sepanjang kehidupan Rasulullah . Maha Benar Allah  yang telah berfirman:

 

وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ ١٠٧

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”{QS. Al Ambiya’: 107}

 

Sedemikian besar cinta dan kasih sayang Rasulullah  kepada umatnya, lalu apa yang sudah kita lakukan untuk membalas kebaikannya dan sebagai balas budi serta cinta kasihnya? Ataukah kita akan berbuat seperti layaknya orang tidak tahu balas budi.

 

Jika sebagian orang sangat mendambakan dan mencintai sosok idola yang belum pernah berbuat kebaikan kepada dirinya, bahkan “ngefans” dan cintanya begitu menggebu-gebu, segala gerak-geriknya ditirukan. Apakah tidak layak untuk kita lebih kagum dan mencintai kepada sosok pribadi yang sempurna, akhlak yang mulia, rupa yang elok, dan telah mencurahkan kasih sayang serta cintanya kepada kita??? Jika kita tidak mencintai Rasulullah  mana naluri dan akal sehat kita?

 

Maha Benar Allah  yang telah menegaskan kepada kita agar lebih mencintai Allah  dan RasulNya di atas segala-galanya. Allah berfirman:

 

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

 

“Jika memang ayah-ayahmu, anak-anak lelakimu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum kerabatmu, harta kekayaan yang kamu hasilkan, perniagaan yang kamu khawatir mengalami kerugian dan tempat tinggal yang menyenangkan hatimu, lebih kamu cintai dari pada Allah dan rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik”.”{Qs At-Taubah : 24}

 

Fakta demikian itu cukup menjadi motivasi, peringatan, indikasi dan argumentasi atas keniscayaan cinta, kemutlakan cinta, dan besarnya arti cinta kepada Nabi  sebagai figur yang berhak dicintai. Dan hal ini cukup sebagai peringatan keras kepada orang yang lebih mencintai hartanya, istrinya dan anak-anaknya dari pada Allah dan rasul-Nya. Ketika Allah berfirman Allah :( فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ) “…maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya…”, dan dipenghujung ayat Allah  menyatakan kefasikan pada orang tersebut dan menggolongkannya termasuk orang sesat jalannya, yang tidak terbimbing oleh petunjuk Allah. (وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ ) “…Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.”.

 

Maka mencintai Rasulullah  adalah suatu kelaziman dan keharusan bagi seorang mukmin, bahkan Rasulullah  lebih berhak atas setiap muslim dari pada diri mereka sendiri. Allah berfirman:

 

ٱلنَّبِيُّ أَوۡلَىٰ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ مِنۡ أَنفُسِهِمۡۖ وَأَزۡوَٰجُهُۥٓ أُمَّهَٰتُهُمۡۗ

“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka…”{QS. Al Ahzab: 6}

 

Dari Abdullah Bin Hisyam  berkata : “Kami pernah bersama Nabi  ketika beliau sedang menggandeng tangan Umar Bin Khattab , saat itu Umar  berkata kepada beliau  :

 

لأَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِيْ . فَقَالَ : لاَ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ . فَقَالَ : لَهُ عُمَرُ : فَإِنَّكَ اْلآنَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِيْ . فَقَالَ : اْلآنَ يَا عُمَرُ

“Ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari pada segalanya kecuali kepada diriku sendiri. Maka Rasulullah  mengatakan : “Tidak, demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, sampai aku lebih kamu cintai dari pada dirimu sendiri wahai Umar”. Maka Umar  secara spontan (tanpa pikir panjang) menyatakan, “Sungguh sekarang demi Allah, engkau benar-benar lebih aku cintai dari pada diriku sendiri. Maka Nabi  bersabda : “Nah, barulah sekarang ini wahai Umar”.[Muttafaqun ‘Alaih]

 

Para sahabat Rasulullah  sebagai generasi terbaik yang telah dipuji oleh Allah dari atas langit adalah pribadi-pribadi yang mengagumkan dan teladan dalam merealisasikan cinta mereka kepada Rasulullah . Kemurnian cinta mereka kepada Rasulullah  demikian menyentuh relung hati, mendominasi kalbu dan perasaan batin mereka. Lalu mereka terjemahkan rasa cinta itu ke dalam tutur kata dan perbuatan nyata.

Lihat bagaimana ketaatan dan kepatuhan mereka kepada Rasulullah ?

Dan lihat dan pelajari siroh mereka ! Bagaimana mereka rela mengorbankan segalanya yang bernilai sangat tinggi serta sangat berharga demi cinta mereka kepada Rasulullah ?

 

Al Imam Asy Syafi’i  berkata:

لَوْ كَانَ حُبُّكَ صَادِقًا لَأَطَعْتَهُ *** إِنَّ الْمُحِبَّ لِمَنْ يُحِبُّ مُطِيْعٌ

“Sekiranya cintamu benar niscaya engkau akan mentaatinya *** sesungguhnya orang yang mencintai itu akan bersikap taat terhadap orang yang ia cintai.”[Diwan Asy Syafi’i]

 

Benar apa yang telah diuntaikan oleh Al Imam Asy Syafi’i  dalam bait sya’irnya, karena Allah telah memerintahkan kita dengan firmanNya:

 

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

Apa yang diberikan Rasul kepadamu (berupa perintah), maka terima (laksanakan)lah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.”{QS. Al-Hasyr:7}

 

Dalam pengorbanan pun kita bisa melihat keteladanan para sahabat Rasulullah. Contoh; ketika dalam suatu peperangan Abu Dujanah  melindungi Nabi  dengan tubuhnya sebagai perisai sehingga anak panah-anak panah menancap pada punggungnya dan punggunggnya penuh anak panah.

 

Demikian pula Zaid Bin Datsinah  ketika dinaikkan ke atas tiang kayu untuk disalib, saat diajukan pertanyaan kepadanya, “Berterus-teranglah wahai Zaid, apakah engkau lebih suka Muhammad di tempat kamu ini yang engkau saksikan sendiri, kemudian kami akan pancung lehernya, dan engkau merasa aman dalam keluargamu?.

Jawabnya, “Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, aku tidak menginginkan Muhammad di tempatnya sekarang ini tertusuk oleh satu duri pun yang menyakitinya sementara aku duduk santai di tengah keluargaku”.

Semoga shalawat, salam dan keberkahan tercurah kepada Nabi kita Muhammad  dan semoga Allah meridhai seluruh sahabat beliau yang mulia.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيَ اللهُ وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ كَمَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah Kedua:

 

اَلْحَمْدُ لِلهِ عَلَى إِحْسَانِهِ, وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْماً لِشَأْنِهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا مَزِيْدًا.

 

Ma’asyirol muslimin yang semoga dimuliakan oleh Allah…

Sebuah analogi yang sederhana, yaitu ketika seseorang sedang jatuh cinta atau sedang “ngefans” dengan seseorang, apakah kiranya yang ia lakukan terhadap kekasihnya atau idolanya? Bagaimana sikap dan perilakunya?

Memanjakannya, menjaganya, tak rela ada yang menyakitinya, menuruti setiap permintaanya, perintahnya diikuti atau dilaksanakan, ketidaksukaannya ikut tidak disukai, kalau ia melarang ia ikuti, jika ia bersedih ikut merasakan kesedihan, jika ia merasakan susah ikut pula merasakan susah…

Setiap saat rindu ingin bertemu dan bersanding serta bercengkerama dengannya, di sebut-sebut namanya dengan segala kebaikan dalam banyak aktifitas…

 

Lalu, sudahkah kita mencintai Rasulullah ? Sedangkan beliau  bersabda:

 

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ.  رواه البخاري

“Tidaklah beriman seseorang di antara kamu hingga aku lebih dicintainya dari pada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia”. [HR Bukhari.]

 

Bergembiralah orang-orang yang telah menjadikan Rasulullah  sebagai sosok idola yang sangat ia cintai dan ia rindukan, serta senantiasa berharap kepada Allah untuk bisa dipertemukan dengan beliau disurgaNya yang paling tinggi. Abu Hurairah  menuturkan; bahwa Rasulullah  bersabda :

 

” مِنْ أَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا، نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي، يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ “

“Di antara umatku yang paling mendalam cintanya kepadaku ialah orang-orang yang hidup sesudah aku, salah seorang di antara mereka menginginkan berjumpa denganku bersama keluarganya dan harta bendanya”.[HR. Muslim]

 

Termasuk bukti cinta Rasul  ialah memperbanyak menyebutnya dengan doa shalawat dan salam kepadanya. Sebab, orang yang mencintai sesuatu pasti sering menyebutnya. Sebagaimana juga Allah memerintahkan:

 

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا ٥٦

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman sampaikanlah doa shalawat dan salam kepadanya dengan sesungguhnya”.{Qs Al-Ahzab:56}

 

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.

اللهم إَنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كاَمِلاً وَيَقِيْنًا صَادِقَا وَنِيَّةً خَالِصَةً وَعَزِيْمَةً رَاشِدَةً…. اللهم إَنَّا نَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَعَمَلاً صَالِحاً مُتَقَبَّلاً.

اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

DOWNLOAD MATERINYA

Traktir Kopi

Traktir dengan sedikit secangkir kopi untuk ikut serta membantu dakwah dengan media

Traktir Secangkir Kopi